Banyaknya kasus kegagalan struktur pada bangunan yang mengakibatkan keruntuhan bangunan, semakin menyadarkan pemilik bangunan untuk melakukan pengujian sondir. 

Dalam proses perizinan bangunan atau Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada bangunan tinggi (3 lantai ke atas), diperlukan pemenuhan syarat teknis bangunan melalui pengujian sondir. Hal ini mutlak dilakukan mengingat pengujian sondir sangat penting dan bermanfaat bagi keamanan bangunan dan keselamatan penghuni di dalamnya. 

Dalam istilah sipil, sondir atau Cone Penetrometer Test (CPT) merupakan suatu metode pengujian tanah (soil test) yang dilakukan sebelum membuat pondasi bangunan. Pengujian sondir termasuk dalam kategori geoteknik karena berhubungan dengan tanah. 

Secara umum, pengujian sondir dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan tanah keras (hard layer) atau sering kali disebut tanah sondir. Pengujian sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan, serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung,  yaitu,  lapisan tanah keras. 

Baca Juga : GPS Untuk Survey dan Pemetaan

Tujuan pengujian sondir 

Banyaknya kejadian kegagalan struktur bangunan, yang mengakibatkan bangunan roboh atau runtuh, salah satunya adalah karena tidak diperhatikan pentingnya pengujian  sondir. 

Data hasil pengujian sondir digunakan sebagai syarat untuk pengurusan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) karena berhubungan dengan keamanan bangunan ketika sudah selesai dibangun.

Jadi, pengujian sondir dimaksudkan agar dalam mendesain pondasi untuk menyokong kolom bangunan di atasnya memenuhi faktor keamanan (safety factor) yang tinggi, sehingga bangunan di atasnya tetap kuat, tidak mengalami penurunan atau settlement yang dapat membahayakan keselamatan penghuni di dalamnya. 

Fungsi pengujian sondir 

Pengujian sondir dilakukan sebelum bangunan didirikan. Bangunan skala kecil maupun skala besar memerlukan pengujian ini. Fungsi dari pengujian sondir adalah :

  1. Menentukan jenis pondasi yang sesuai untuk dipasang
  2. Membantu memilih jenis lapisan tanah yang tepat untuk dijadikan landasan pondasi bangunan
  3. Meminimalisir terjadinya crack pada pondasi sehingga terhindar dari resiko bangunan roboh atau ambruk

Baca Juga : Soil Investigation, Types and Function

Manfaat 

Manfaat penggunaan alat sondir untuk uji tanah adalah : 

  • Menentukan lapisan tanah keras atau tanah sondir dengan cepat
  • Membantu pemantauan perbedaan lapisan setiap bagian tanah dalam
  • Mengetahui dengan mudah letak muka air tanah
  • Mengetahui nilai daya dukung tanah

Pengujian sondir sangat cocok dilakukan pada karakter tanah lunak atau lempung yang berada di wilayah Indonesia. Dalam pelaksanaannya, tentu saja, pengujian sondir harus dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman di bidang sipil, karena jika konus dan bikonus tidak berfungsi dengan baik maka hasil pengukurannya tidak akurat. 

Perlu diketahui, alat sondir tidak bisa digunakan untuk pengujian di lokasi yang tanahnya kasar atau berbutir seperti di daerah pertambangan.

Peralatan 

Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Alat yang biasa dipakai adalah bi-conus tipe Begemann yang dilengkapi dengan selimut atau jaket untuk mengukur hambatan pelekat lokal (side friction). 

Dalam pengujian sondir, stang alat sondir ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur. 

Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diidentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.

Besaran penting yang diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yang diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir. Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.

Baca Juga : Monitoring Geoteknik dengan Instrumen Inclinometer

Sejarah

Alat sondir telah lama dikenal di Indonesia dan digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil. Alat yang  relatif mudah cara pemakaiannya, cepat dan ekonomis ini merupakan representasi atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil. 

Dulu, teknik pendugaan lokasi atau kedalaman tanah keras dilakukan dengan menggunakan suatu batang. Teknik pendugaan ini, awalnya,  dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. 

Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang. 

Metode ini dikenal dengan nama  Static Penetration Test atau Dutch Cone Static Penetration Test  dan secara singkat disebut sounding yang artinya pendugaan. Di Indonesia, metode ini  dinamakan sondir yang diambil dari Bahasa Belanda.