Standard Penetration Test atau SPT adalah metode pengujian tanah yang dilakukan melalui cara penumbukan untuk mengetahui perlawanan dinamik maupun pengambilan contoh.

Dalam dunia ketekniksipilan, pengujian SPT dilaksanakan sebelum membangun suatu gedung. Tujuannya adalah untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap kedalaman. 

Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 450 mm vertikal. 

Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m (760 mm).

Jumlah pukulan yang dihitung adalah saat melakukan penetrasi tanah sedalam 150 mm. Sedangkan jumlah pukulan yang dipakai adalah penetrasi tanah pada 300 mm terakhir. 

Saat melaksanakan pengeboran inti, core barrell akan dilepas bila telah mencapai tanah yang akan diuji. Kemudian core barrell tersebut diganti dengan alat bernama Standar Split Barrel Sampler atau tabung belah standar. Bersama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai ujung alat bertumpu pada lapisan tanah dasar. Saat itulah alat tersebut dipukul dari atas.

Baca Juga : 7 Manfaat Soil Investigation Dalam Proyek Konstruksi

Mengidentifikasi visual pada jenis tanah

Secara kualitatif, parameter tanah didapatkan melalui korelasi empiris. Pelaksanaan pengujian Standar Penetration Test ini dapat dibagi menjadi tiga tahap. Masing-masing tahap dilakukan pada ketebalan tanah berturut-turut sedalam 150 mm. Pada tahap pertama merupakan dudukan, sedangkan untuk memperoleh nilai perlawanan SPT atau pukulan N, maka tahap kedua dan tahap ketiga perlu dijumlahkan.

Cara atau teknik pengeboran yang baik merupakan kunci untuk mendapatkan hasil pengujian Standar Penetration Test yang baik. Semakin keras tanah yang sedang diuji, maka pemukulan terhadap alat bor semakin sering dilakukan. Ini menandakan jumlah phi dan kohesi tanah yang sedang diuji semakin besar pula. Untuk itu sebelum membangun pondasi gedung, ada baiknya melakukan pengujian SPT agar mengetahui jenis dan sifat tanah.

Peralatan uji Standar Penetration Test

Uji Standar Penetration Test menggunakan perlatan yang terdiri dari:

  1. Mesin bor
  2. Mesin pompa
  3. Split barrel sampler
  4. Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ± 1%
  5. Alat penahan (tripod)
  6. Rol meter
  7. Alat penyipat datar
  8. Kerekan
  9. Kunci-kunci pipa
  10. Tali untuk menarik palu
  11. Alat bantu lainnya.

Baca Juga : Monitoring Geoteknik dengan Instrumen Inclinometer

Prosedur Uji  Standar Penetration Test

Standar prosedur operasional  uji SPT berdasarkan Buku Manual Petunjuk Teknis Pengujian Tanah Dari Kementerian PUPR yang mengacu pada SNI 4153:2008 adalah sebagai berikut :  

  1. Mempersiapkan lubang bor hingga kedalaman uji
  2. Memasukkan alat split spoon sampler secara tegak
  3. Pastikan hammer jatuh dengan free falling (terjun bebas), tanpa ada hambatan sampai menumbuk
  4. Menumbuk dengan hammer dan mencatat jumlah tumbukan setiap 15 cm penetrasi. Hammer dijatuhkan secara bebas pada ketinggian 760 mm.
  5. Nilai tumbukkan dicatat 3 kali (N1, N2, N3) dimana nilai Nspt = N2+N3. Split spoon sampler diangkat ke atas dan kemudian dibuka. Sampel yang diperoleh dengan cara ini merupakan sampel yang sangat terganggu
  6. Sampel yang diperoleh dimasukkan ke dalam plastik untuk diuji di laboratorium. Pada plastik
    tersebut harus diberikan catatan nama proyek, kedalaman dan nilai N.

Baca Juga : Ground Penetrating Radar: Aplikasi, Cara Kerja, dan Kelebihannya

Sesuai SNI 4153:200, standar operating procedure ( SOP ) dalam pengujian tanah lapangan dengan metode SPT adalah :
a) Peralatan harus lengkap dan laik pakai;
b) Pengujian dilakukan dalam lubang bor;
c) Interval pengujian dilakukan pada kedalaman antara 1,50 m s.d 2,00 m (untuk lapisan tanah tidak seragam) dan pada kedalaman 4,00 m kalau lapisan seragam
d) Pada tanah berbutir halus, digunakan ujung split barrel berbentuk konus terbuka (open cone); dan pada lapisan pasir dan kerikil, digunakan ujung split barrel berbentuk konus tertutup (close cone)
e) Contoh tanah tidak asli diambil dari split barrel sampler
f) Sebelum pengujian dilakukan, dasar lubang bor harus dibersihkan terlebih dahulu
g) Jika ada air tanah, harus dicatat
h) Pipa untuk jalur palu harus berdiri tegak lurus untuk menghindari terjadinya gesekan antara palu dengan pipa;
i) Formulir-formulir isian hasil pengujian.