Lahan ataupun lokasi proyek yang dikerjakan terkontaminasi atau tercemar senyawa bensin dan turunannya? Bayar untuk buang tanah yang terkontaminasi ke pihak ketiga lumayan mahal! Waduh, bagaimana ya solusinya?
Sebagai pekerja yang mengerjakan suatu proyek, terkadang kontraktor dihadapkan pada permasalahan seperti di atas. Kontraktor diharuskan memilih diantara dua pilihan. Pilihan pertama adalah menyelesaikan masalah tapi akan menambah/ memperbesar pengeluaran dan menambah waktu pengerjaan . Atau pilihan yang kedua, tidak perlu menyelesaikan masalah tapi akan menimbulkan masalah lain dikemudian hari dan melanggar kontrak perjanjian kerja.
Salah satu solusi yang bisa menyelesaikan permasalahan di atas adalah dengan metode ISCO. Pelaksanaan metode ISCO ini membutuhkan biaya yang lebih kecil dan tentunya waktu yang relatif singkat. Metode ISCO ini dilakukan dengan menginjeksikan material kimia hidrogen peroksida (H2O2) kedalam tanah yang terkontaminasi ataupun tercemar limbah hidrokarbon. Material kimia yang masuk ke dalam tanah dan dinjeksikan secara berulang, nantinya membentuk suatu reaksi kimia yang diantaranya menghasilkan air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Hasil reaksi kimia ini mengubah tanah yang mengandung limbah berbahaya menjadi tanah yang ramah lingkungan. Kalaupun tanah ini dibuang maka tidak memerlukan tempat pembuangan khusus limbah berbahaya dan jika digunakan kembali pun tentunya masih layak pakai.
Tanah atau lokasi yang akan diinjeksikan material kimia ini, dilakukan pengeboran dengan kedalaman dan jarak antar lubang bor yang telah ditentukan sebelumnya. Pengeboran dilakukan untuk membuat sumur recovery dan beberapa sumur injeksi. Setelah kedalaman lubang bor yang ditentukan tercapai, maka dilakukan instalasi PVC. PVC yang sudah dilubangi sebelumnya dimasukkan kedalam lubang bor dan disela antara dinding lubang bor dan PVC diisi dengan batu kerikil/ split. Lubang bor yang sedikit lebih dalam selanjutnya disebut sebagai sumur recovery, sedangkan lubang bor yang lainnya disebut sumur injeksi.
Berikutnya dilakukan instalasi pengelolaan air limbah portabel yang terdiri dari dua tandon air, filter pasir, filter karbon, dua pompa air dan pipa ataupun selang injeksi. Pompa air-1 berfungsi untuk menyedot air tanah yang ada di sumur recovery dan mengisi tandon air- 1. Kemudian air yang mengisi tandon air-1 dicampur dengan hidrogen peroksida dengan takaran tertentu. Pompa air-2 meneruskan campuran dari tandon air-1 ke filter pasir lalu filter karbon yang kemudian mengisi tandon air-2. Air dari tandon air-2 ini dipakai hingga habis untuk mengisi sumur-sumur injeksi. Skema ini akan berulang terus hingga kondisi yang diinginkan tercapai. Adakalanya juga akan diinjeksikan larutan surfaktan metil ester sulfonat ataupun reverse pumping apabila terindikasi clogging (tergantung intensitasnya).
Dalam proses ini akan dilakukan pengamatan secara visual terhadap air tanah meliputi kekeruhan/ tidak, mengandung film minyak/ tidak, dan berbau minyak/ tidak. Begitupun pengecekan di laboratorium juga dilakukan secara periodik terhadap sampel air maupun sampel tanahnya untuk mengetahui hasilnya dari analisa lab rutin.